Budaya Kawin Lari dari Lombok
Indonesia merupakan sebuah Negara berkepulauan yang menyimpan banyak
sekali keindahan alamnya, bukan hanya alam saja yang menjadi daya tarik orang
luar negeri terhadap Indonesia melainkan keanekaragaman suku dan adat
istiadatnya. Sebagai Negara kepulauan Indonesia mempunyai 1 bahasa nasional
yang harus dimengerti oleh seluruh penduduk di Indonesia tentunya setiap daerah
di Indonesia mempunyai cara dan tata bahasa daerah mereka masing masing.
Seperti suku jawa mereka menggunakan bahasa jawa untuk keseharian, dan penduduk
Lombok menggunakan bahasa sasak untuk kesehariannya, bahasa sasak ? nah kita
akan menguak tentang bahasa sasak bukan hanya bahasa melainkan adat dan suku
yang mendiami pulau Lombok tentunya suku sasak tersebut. Mari simak ulasan
berikut.
Suku asli Pulau Lombok
Suku Sasak
Suku sasak merupakan suku asli yang mendiami pulau Lombok atau nusa
tenggara barat, serta bahasa sasak merupakan bahasa yang digunakan sehari hari
di Nusa tenggara barat. Kepercayaan penduduk Lombok mayoritas menganut islam.
Kepercayaan penduduk dari dulu silih berganti mengikuti kedatangan keturunan
suku sasak tersebut yang datang ke Lombok. Kepercayaan suku sasak yang pertama
adalah Boda atau “ Sasak Boda”. Konon bahwa boda merupakan suatu kepercayaan
suku sasak pada zaman dahulu yang menyembah roh-roh para leluhur dan mereka
mengakui keberadaan sidharta Gautama (sang Buddha). Kepercayaan kedua adalah
ketika kerajaan majapahit datang mengunjungi Lombok dan membawa kebudayaan baru
yaitu hindu-buddha majapahit. Ketika abad 16-17 suku sasak mengenal agama islam
karena peran sunan giri. Karena peran sunan giri dalam menyebarkan begitu pesat
sehingga suku sasak pun berpindah dari hindu menjadi agama islam.
Asal nama
Asal nama sasak yang berarti “satu”,
banyak pendapat dari banyak penemuan arti kata sasak tersebut. Seperti dalam
kitab Negara Kertagama kata Sasak disebut menjadi satu dengan pulau Lombok
yaitu “Lombok Sasak Mirah Adhi”. Dalam suku sasak sendiri kata “sasak”
dipercaya berasal dari kata Lomboq
yang artinya lurus. Maka jika digabungkan sa’saq lomboq maka artinya menjadi
sesuatu yang lurus. Lombok Mirah Sasak Adi adalah salah satu kutipan dari
Kakawin Nagarakretagama(Desaawarnana), sebuah kitab yang memuat tentang
kekuasaan dan kepemerintahan kerajaan majapahit, gubanan mpu prapanca, kata “
Lombok” dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur, “mirah” artinya permata,
“sasak” berarti kenyataan dan “adi” artinya yang baik atau yang utama. Maka
Lombok Mirah Sasak Adi Berarti Kejujuran Adalah Permata Kenyataan yang baik dan
utama. Tetapi, pendapat lain yang berbeda menyebutkan bahwa kata “sak-sak”
berarti “ satu-satu”. Orang sasak dikenal dengan kepintaran menenun. Menenun
dalam bahasa Lombok adalah sesek.
Sedangakan sesek yang berasl dari kata sesak. Menenun dilakukan denga memasukan
benang secara satu persatu(sak sak). Benang yang dimasukan tadi kemudian
disesakkan atau dirapatkan dengan cara memukul mesin tenun. Sehingga nantinya
benang tersebut membentuk kain. Uniknya, mesin tersebut ketika dipukul akan
menghasilkan suara “sak-sak”. Nah pada akhirnya terciptalah suku sasak.
Adat istiadat
Menurut suku sasak bahwa banyak
sekali adat yang bermunculan setelah akulturasi budaya. Wanita dari suku sasak
dikatakan dewasa dan siap menikah apabila mereka sudah pandai menenun. Banyak sekali
adat yang terjadi di suku sasak tersebut sedangkan akulturasi budaya sudah
banyak ditemukan di pulau lombok tersebut tetapi beberapa desa dilombok masih
memegang erat budaya tersebut. Inilah beberapa adat dari suku sasak antara
lain.
Kawin lari
Banyak versi yang dilakukan oleh
suku sasak untuk adat perkawinan mereka mungkin dari perbedaan daerah di pulau
lombok membuat adat yang satu ini berbeda dalam penerapan. Seperti jika
seseorang wanita ingin dinikahkan dengan laki-laki. Maka wanita tersebut harus
dilarikan kerumah keluarga sang laki-laki yang disebut pelarian. Wanita
tersebut tidak boleh memberi tahu kepada orangtua nya bahwa wanita tersebut
pergi ke pihak lelaki. Tetapi hal ini tentu dibantu oleh saudaranya sebagai
pihak saksi demi melancarkan proses pernikahanan tersebut. Menikahi gadis
dengan meminta kepada orang tuanya memang lebih sopan dan terhormat, tetapi
suku sasak sudah terbiasa dengan hal tersebut unutk menghindari hambatan dalam
pernikahan yang kemungkinan akan terjadi. Misalnya orang tua calon tidak
merestui atau keterbatasan soal materi.
Tetapi di daerah lain mempunyai
pendapat yang berbeda untuk tradisi kawin lari ini. Seorang laki laki akan
mencuri wanita yang ingin dia nikahi. Tetapi wanita tersebut harus dititipkan
di kerabat laki laki karena konon katanya akan lebih ksatria jika seorang laki
laki mencuri gadis tersebut unutk dinikahi dibandingkan meminta kepada orang
tuanya. Setelah sehari di culik dan tinggal di pihak laki laki, lalu kerabat
laki laki mengirimkan utusan kepihak perempuan sebagai pemberitahuan bahwa anak
gadisnya dicuri dan kini berada di satu tempat tetapi disembunyikan oleh pihak
lelaki, tidak boleh ketahuan oleh pihak wanita. Istilah bahasa setempat untuk
pemberitahuan itu disebut Nyelebar, dan itu dilakukan oleh kerabat pihak
lelaki, tetapi orang tua pihak lelaki tidak boleh ikut. Rombongan dari nyelebar
ini terdiri dari 5 orang dan wajib menggunakan pakaian adat. Memang unik adat
kawin lari ini, tetapi seiring perkembangan budaya luar dari masyarakata
perantauan mucullah akulturasi dari budaya daerah lain. Lalu lahirlah istilah
sudah menikah tetapi belum menikah adat. Prosesi menikah tersebut dilakukan
dengan cara meminang tetapi belum menikah secara merarik, atau mencuri dari
rumah perempuan tersebut.
Ketika pasangan pengantin dengan
menggunakan baju adat lombok sang pengantin akan diarak ke rumahnya dengan
berjalan kaki. Pengantin pria akan menunggu di luar rumah dan jika disetujui
oleh orang tua makan kaki lelaki tersebut akan dibasuhi dengan air kelapa atau sirup
sedangkan jika tidak disetujui makan akan dibasuhi dengan air tajin. Tetapi,
jika seorang pemuda tersebut tetap memaksa untuk menikahi gadis tersebut, orang
tua wanita akan menetapkan mahar yang tinggi untuk merestui anaknya.
Dalam pergaulan lawan jenis,
kalangan wanita dilombok terutama remajanya juga dikenal dengan istilah “pandai
menipu”, yang artinya, wanita lombok dikenal memiliki banyak pacar, karena itu
wanita tersebut harus pandai-pandai menyiasati diri agar tidak ketahuan oleh
pacar lelakinya yang lain. Malah wanita remaja di pulau lombok mempunyai
anggapan jika pacarnya hanya satu berarti tidak laku dan tidak dihormati.
Justru bagi wanita di lombok banyak pacar adalah sebagai suatu kebanggaan
tersendiri. Bahkan ada saat yang begitu menarik ketika 2 hingga 3 sebelum hari
raya idul fitri, sang pacar akan membawa beberapa hadiah yang diperuntukan bagi
sang gadis. Inilah kelihaian dari perempuan untuk menyiasati pertemuan, karena
pacarnya akan datang secara bersamaan.
Komentar
Posting Komentar